Pages

Rabu, 22 September 2010

It Has To Be You – Yesung (OST Cinderella’s Stepsister)

lagu ini bagus bgt...
baru juga denger musiknya ak langsung mrinding...
huwih...


oneuldo nae gieogeul ttarahemaeda
i gil kkeuteseo seoseongineun na
dasin bol sudo eomneun niga nareul butjaba
naneun tto i gireul mutneunda
neol bogo sipdago
tto ango sipdago
jeo haneulbomyeo gidohaneun nal
niga animyeon andwae
neo eobsin nan andwae
na ireoke haru handareul tto illyeoneul
na apado joha
nae mam dachyeodo joha nan
geurae nan neo hanaman saranghanikka
na du beon dasineun
bonael su eopdago
na neoreul itgo salsun eopdago
niga animyeon andwae
neo eobsin nan andwae
na ireoke haru handareul tto illyeoneul
na apado joha
nae mam dachyeodo joha nan
geurae nan neo hanaman saranghanikka
nae meongdeun gaseumi
neol chajaorago
sorichyeo bureunda
neon eodinneungeoni
naui moksori deulliji annni
naegeneun
na dasi sarado
myeot beoneul taeeonado
harudo niga eobsi sal su eomneun na
naega jikyeojul saram
naega saranghal saram nan
geurae nan neo hanamyeon chungbunhanikka
neo hanaman saranghanikka

like this so much!

Selasa, 21 September 2010

Doa Peziarah Santiago de Compotela...

pernahkah kalian mendengar tentang doa ini??
aku tahu doa ini waktu baca sbuah novel yg ak pinjem dari temenku.
doa ini ini iiiiiiinnnnnndddddddaaaaahhhhh banget.
mungkin ini adalah doa yg terindah yg pernah ak tahu seumur hidup ak.
waktu baca doa ini ak nangis,soalnya ngingetin ak sama Tuhanku.
betapa baiknya Tuhanku.
I like this so much!!!

ini ni doanya...

Doa Peziarah Santiago de Compotela... 
Tuhanku...
Bicaralah padaku bila aku kesepian
Bisikkanlah dukungan-Mu bila aku dirundung kecemasan
Dengarkanlah suaraku bila aku jatuh
Sudilah menjadi bagiku penghiburan dalam perjalanan
Tempat bernaung di waktu panas
Tempat berteduh di waktu hujan
Dan penolong dalam bahaya
Semoga berhasil
Mencapai tujuanku
Sekarang,dan juga nanti
Pada akhir hidupku...

dalem kan artinya?? smoga berguna ya... 

Rabu, 15 September 2010

ASAL USUL DANAU TOBA

Hallo!!! temen2 semua!!!
DANAU TOBA,siapa sih yg nggak tahu?? Yup!
Danau Toba itu adalah sebuah danau yg berada di Provinsi Sumatera Selatan... EH,SALAH!
Di Sumatera Utara deng!! hehe :-p.... Danau Toba merupakan satu2nya danau di dunia yg punya pulau kecil di tengah2nya. Nama pulau tsb adalah Pulau Samosir. Ada berbagai versi yg menjelaskan tentang keberadaan danau beserta pulau tsb. Ada yg bilang itu, ada juga yg bilang ini. Tapi di sini yg mau aku bahas itu tentang DONGENG-nya si Danau Toba... Moga para pembaca bisa menikmati dan moga aja bermanfaat ya...
PLEASE ENJOY IT!!! :-)
Di sebuah desa di wilayah Sumatera, hidup seorang petani. Ia seorang petani yang rajin bekerja walaupun lahan pertaniannya tidak luas. Ia bisa mencukupi kebutuhannya dari hasil kerjanya yang tidak kenal lelah. Sebenarnya usianya sudah cukup untuk menikah, tetapi ia tetap memilih hidup sendirian. Di suatu pagi hari yang cerah, petani itu memancing ikan di sungai. “Mudah-mudahan hari ini aku mendapat ikan yang besar,” gumam petani tersebut dalam hati. Beberapa saat setelah kailnya dilemparkan, kailnya terlihat bergoyang-goyang. Ia segera menarik kailnya. Petani itu bersorak kegirangan setelah mendapat seekor ikan cukup besar.
Ia takjub melihat warna sisik ikan yang indah. Sisik ikan itu berwarna kuning emas kemerah-merahan. Kedua matanya bulat dan menonjol memancarkan kilatan yang menakjubkan. “Tunggu, aku jangan dimakan! Aku akan bersedia menemanimu jika kau tidak jadi memakanku.” Petani tersebut terkejut mendengar suara dari ikan itu. Karena keterkejutannya, ikan yang ditangkapnya terjatuh ke tanah. Kemudian tidak berapa lama, ikan itu berubah wujud menjadi seorang gadis yang cantik jelita. “Bermimpikah aku?,” gumam petani.
“Jangan takut pak, aku juga manusia seperti engkau. Aku sangat berhutang budi padamu karena telah menyelamatkanku dari kutukan Dewata,” kata gadis itu. “Namaku Puteri, aku tidak keberatan untuk menjadi istrimu,” kata gadis itu seolah mendesak. Petani itupun mengangguk. Maka jadilah mereka sebagai suami istri. Namun, ada satu janji yang telah disepakati, yaitu mereka tidak boleh menceritakan bahwa asal-usul Puteri dari seekor ikan. Jika janji itu dilanggar maka akan terjadi petaka dahsyat.
Setelah sampai di desanya, gemparlah penduduk desa melihat gadis cantik jelita bersama petani tersebut. “Dia mungkin bidadari yang turun dari langit,” gumam mereka. Petani merasa sangat bahagia dan tenteram. Sebagai suami yang baik, ia terus bekerja untuk mencari nafkah dengan mengolah sawah dan ladangnya dengan tekun dan ulet. Karena ketekunan dan keuletannya, petani itu hidup tanpa kekurangan dalam hidupnya. Banyak orang iri, dan mereka menyebarkan sangkaan buruk yang dapat menjatuhkan keberhasilan usaha petani. “Aku tahu Petani itu pasti memelihara makhluk halus! ” kata seseorang kepada temannya. Hal itu sampai ke telinga Petani dan Puteri. Namun mereka tidak merasa tersinggung, bahkan semakin rajin bekerja.
Setahun kemudian, kebahagiaan Petani dan istri bertambah, karena istri Petani melahirkan seorang bayi laki-laki. Ia diberi nama Putera. Kebahagiaan mereka tidak membuat mereka lupa diri. Putera tumbuh menjadi seorang anak yang sehat dan kuat. Ia menjadi anak manis tetapi agak nakal. Ia mempunyai satu kebiasaan yang membuat heran kedua orang tuanya, yaitu selalu merasa lapar. Makanan yang seharusnya dimakan bertiga dapat dimakannya sendiri.
Lama kelamaan, Putera selalu membuat jengkel ayahnya. Jika disuruh membantu pekerjaan orang tua, ia selalu menolak. Istri Petani selalu mengingatkan Petani agar bersabar atas ulah anak mereka. “Ya, aku akan bersabar, walau bagaimanapun dia itu anak kita!” kata Petani kepada istrinya. “Syukurlah, kanda berpikiran seperti itu. Kanda memang seorang suami dan ayah yang baik,” puji Puteri kepada suaminya.
Memang kata orang, kesabaran itu ada batasnya. Hal ini dialami oleh Petani itu. Pada suatu hari, Putera mendapat tugas mengantarkan makanan dan minuman ke sawah di mana ayahnya sedang bekerja. Tetapi Putera tidak memenuhi tugasnya. Petani menunggu kedatangan anaknya, sambil menahan haus dan lapar. Ia langsung pulang ke rumah. Di lihatnya Putera sedang bermain bola. Petani menjadi marah sambil menjewer kuping anaknya. “Anak tidak tau diuntung ! Tak tahu diri ! Dasar anak ikan !,” umpat si Petani tanpa sadar telah mengucapkan kata pantangan itu.
Setelah petani mengucapkan kata-katanya, seketika itu juga anak dan istrinya hilang lenyap. Tanpa bekas dan jejak. Dari bekas injakan kakinya, tiba-tiba menyemburlah air yang sangat deras dan semakin deras. Desa Petani dan desa sekitarnya terendam semua. Air meluap sangat tinggi dan luas sehingga membentuk sebuah telaga. Dan akhirnya membentuk sebuah danau. Danau itu akhirnya dikenal dengan nama Danau Toba. Sedangkan pulau kecil di tengahnya dikenal dengan nama Pulau Samosir.

Thank's for your attention.... :-)

Minggu, 12 September 2010

TAROMBO SILAHISABUNGAN

Tarombo ini ada dalam museum disimpan Di Belanda (Lak-Lak=Tulisan Batak yang tertera di kulit kayu). Dari buku ini dijelaskan bahwa keturunan asli Raja Silahisabungan adalah memang sesuai yang disebutkan dalam Poda Sagu-sagu Marlangan (yang tertulis di Tugu Silahisabungan di daerah huta silalahi nabolak).

Raja Silahisabungan mempunyai 2(dua) isteri.
Isteri pertama adalah Pinggan Matio boru Padang Batanghari dan bermukim di Silalahi Nabolak dan isteri kedua adalah Milinggiling boru Mangarerak.

Dari boru Pinggan Matio, Raja Silahisabungan memiliki tujuh (7) putra dan satu (1) putri. Sedangkan dari boru Milingiling, Silahisabungan memiliki seorang putra. Kedelapan putra Raja Silahisabungan dan seorang putri tsb secara singkat dapat dijelaskan spt dibawah ini.

Dari isteri pertama lahir sbb:
1. Haloho (Loho Raja)
terdiri dari: 1. Sinaborno 2. Sinapuran 3. Sinapitu 4. Masopang
2. Tungkir (Tungkir Raja)
terdiri dari 1. SIBAGASAN 2. SIPAKPAHAN 3. SIPANGKAR
3. Rumasondi (Sondi Raja)
terdiri dari 1. RUMASINGAP 2. RUMABOLON
4. Dabutar (Butar Raja)
terdiri dari : 1. Rumabolon 2. Ambuyak 3. Rumatungkup
5. Dabariba (Bariba Raja)
terdiri dari: 1. Lumban Tonga 2. Lumban Dolok 3. Lumban Toruan
6. Debang (Debang Raja)
terdiri dari: 1. Parsidung 2. Siari 3. Sitao
7. Pintubatu (Batu Raja)
terdiri dari: 1. Hutabalian2. Lumbanpea3. Sigiro
8. Siboru Deang Namora.(putri)

Dari isteri kedua lahir satu putra yaitu:
1. Tambun(Tambun Raja)
terdiri dari: 1. Tambun Mulia2. Tambun Saribu3. Tambun Marbun
 
1. Haloho (Loho Raja) menikah dengan boru tulangnya Rumbani boru Padang Batanghari dan bermukim di Silalahi nabolak.Keturunannya sebagian pindah ke Paropo, Tolping, Pangururan, Parbaba. Haloho memiliki 3 putra yaitu : Sinaborno, Sinapuran, dan Sinapitu. Pada umumnya keturunannya memakai marga Sihaloho, dan hingga dewasa ini belum ada cabang marga ini.
2. Tungkir (Tungkir Raja) menikah dengan Pinggan Haomasan boru Situmorang dan bermukim juga di Silalahi Nabolak. Pasangan ini juga memiliki 3 putra yaitu : Sibagasan, Sipakpahan dan Sipangkar. Keturunannya pada umumnya memakai marga Situngkir terutama Sibagasan dan Sipakpahan, sedangkan keturunan Sipangkar sebagian besar telah memakai Sipangkar sebagai marga.
3. Rumasondi (Sondi Raja) menikah dengan Nagok boru Purba Siboro. Pasangan ini juga bermukim di Silalahi Nabolak. Keturunannya yaitu Rumasingap membuka perkampungan di Paropo.Rumasondi memiliki putra sbb : Rumasondi, Rumasingap, dan Rumabolon. Umumnya keturunannya memakai marga Rumasondi dan sebagaian memakai marga Silalahi (di Balige) dan bahkan Rumasingap juga dipakai sebagai cabang marga. Demikian juga Doloksaribu, Nadapdap, Naiborhu, Sinurat, telah digunakan sebagai cabang marga dan masuk rumpun marga Rumasondi.
4. Dabutar (Butar Raja) menikah dengan Lagumora Sagala. Mereka juga tinggal di Silalahi Nabolak. Dabutar ini mempunyai tiga putra yaitu : Rumabolon, Ambuyak, dan Rumatungkup. Umumnya keturunannya memakai marga Sinabutar atau Sinamutar bahkan Sidabutar.
5. Dabariba Raja (Baba Raja) menikah dengan Sahat Uli boru Sagala. Mereka bermukim di Silalahi Nabolak. Keturunannya memakai marga Sidabariba atau Sinabariba. Putrranya berjumlah tiga yaitu : Sidabariba Lumbantonga, Sidabariba Lumbandolok, Sidabariba Toruan. Mereka ini pada umumnya memakai marga Sidabariba.
6. Debang (Debang Raja) menikah dengan Panamenan boru Sagala, juga bermukim di Silalahi Nabolak. Keturunannya sebagaian menyebar ke Paropo. Debang Raja mempunyai 3 putra : Parsidung, Siari dan Sitao. Umumnya keturunannya memakai marga Sidebang atau Sinabang.
7. Pintu Batu (Batu Raja) menikah dengan Bunga Pandan boru Sinaga, juga tinggal di Silalahi Nabolak. Memiliki 3 putra yaitu : Hutabalian, Lumbanpea, Sigiro. Keturunannya menggunakan marga Pintu Batu, tetapi keturunan Sigiro sebagian memakai marga Sigiro.
8. Tambun (Tambun Raja) adalah putra Raja Silahisabungan dari si boru Milingiling. Ketika masih remaja, Tambun meninggalkan Silalahi Nabolak menemui ibu kandungnya di Sibisa Uluan. Tambun menikah dengan Pinta Omas boru Manurung dan bermukim di Sibisa. Dari Sibisa keturunannya berserak ke Huta Silombu, Huta Tambunan dan Sigotom Pangaribuan. Putra raja Tambun berjumlah tiga orang yaitu : Tambun Mulia, Tambun Saribu, Tambun Marbun. Umumnya keturunannya memakai marga Tambun dan Tambunan, bahkan di antaranya memakai marga Baruara, Pagaraji, Ujung Sunge.Di samping marga-marga yang disebut di atas, anak-anak Raja Silahisabungan dari isteri pertama memakai marga Silalahi. Sedangkan keturunan Tambun tetap menggunakan marga Tambun (oleh keturunan Tambun Uluan) atau Tambunan (oleh keturunan Tambun Koling).
 
Kekerabatan berdasarkan Padan : 1. Tampubolon dan Silalahi 2. Sitompul dan Tampubolon, dengan demikian Silalahi juga berpadan dengan Sitompul

Just me

Just me